Rabu, 31 Agustus 2011

GAJAH MADA Bergelut dalam Kemelut Tahta dan Angkara

Judul Buku               :    Gajah Mada Bergelut Dalam Kemelut Tahta Dan Angkara
Penerbit                    :    Tiga Serangkai
Tebal                        :    508 Hal
              Sri Jayanegara raja kerajaan Majapahit tewas oleh racun tabib istana Ra Tanca. Masalah besar ditinggalkannya. Ia tidak memiliki keturunan untuk meneruskan tampuk pemerintahan. Dua orang adiknyalah kini yang kini mempunyai hak untuk duduk di singgasana. Sri Gitarja dan dan Dyah Wiyat, dan kedua-duanya perempuan!
              Persaingan terselubung pun terjadi antara  Raden Cakradara –suami Sri Gitarja- dan Raden Kudamerta – suami Dyah Wiyat. Namun yang terjadi sebenarnya kedua Raden ini hanyalah menjadi alat bagi ambisi pamannya. Ada Panji Wiradapa yang terus menerus menanamkan ambisi pada keponakannya Raden Kudamerta agar bisa melihat peluang di depan mata. Pakering Suramurda , paman Raden Cakradara mengipas-kipaskan ambisi berkuasa di dada keponakannya.
              Serangkai pembunuhan pun terjadi dan yang menjadi korban adalah orang- orang dekat Raden Kudamerta. Bahkan Raden Kudamerta pun nyaris menjadi korban pembunuhan berikutnya. Tentu saja tersangka utama siapa lagi kalau bukan Raden Cakradara.
              Korban pertama adalah Panji Wiradapa, paman Raden Kudamerta yang menyamar menjadi pengurus kuda. Kematian kemudian datang susul-menyusul. Pasukan Bhayangkara di bawah pimpinan Gajah Mada berusaha memecahkan masalah ini. Semula pasukan Bhayangkara dipimpin oleh Gajah Enggon. Namun dalam suatu penyergapan Gajah Enggon terluka parah dan tidak siuman berkepanjangan. Gajah Mada yang telah menjadi seorang Patih di Daha mengambil alih kendali.
              Gajah mada pun berusaha mencari tahu apa penyebab Ra Tanca membunuh sang Raja. Dan tentu saja orang pertama yang diselidiki adalah istri Ra Tanca. Namun ternyata Nyai tanca ini adalah seorang wanita yang keras. Yang dengan terang-terangan meerendahkan bahkan menghina sang raja yang telah wafat.
              Selain sejumlah pembunuhan yang terjadi pasukan Bhayangkara pun disibukan oleh pemberontakan yang telah di susun di Karang Watu di bawah pimpinan Raden Rukmamurti. Dengan gemilang akhirnya Gajah Mada dan pasukan Bhayangkara berhasil menangkap sang pembunuh sakaligus juga pemimpin para pemberontak. Ternyata pelaku sejumlah pembunuhan itu adalah... dan pemimpin sebenarnya para pemberontak itu ternyata adalah...
              Spoilert ah biar kalian yang belum baca bukunya tidak kehilangan unsur kejutan di buku ini.
              Sebuah novel yang menyajikan sejumlah teka-teki yang memaksa kita untuk sedikit berpikir selain menikmati ceritanya yang demikian mengalir. Namun kalau boleh jujur buku kedua KLH ini secara penilaian pribadiku masih kalah dengan buku pertamanya. Tapi penilaian ini bersifat subyektif, aku cenderung lebih menyukai buku pertama. 

 
Salam,
Raka Putra Pratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar