Rabu, 31 Agustus 2011

GAJAH MADA

PENGARANG                             : LANGIT KRESNA HARIAD
PENERBIT                                   : TIGA SERANGKAI 
TEBAL                                         : 582 HAL
                 Pemerintahan Majapahit di bawah pemerintahan Sri Jayanegara mengalami pemberontakan besar-besaran di bawah kenadli Ra Kuti salah satu dari Rakrian dharmaputra winehsuka.  MahapatihArya Tadah yang mendapat informasi sebelum hal ini terjadi memberikan kekuasaan penuh pada Bekel Gajah Mada untuk melakukan tindakan. Di majapahit terdapat tiga pasukan besar Pasukan jalapati pimpinan Rakrian temanggung Banyak sora. Pasukan Jalayuda dibawah kendali Rakrian Temanggung  Panji Watang dan pasukan Jala Rananggana pimpinan Temenggung Pujut Luntar.
                 Saat Gajah Mada mengetahui ternyata pasukan Jala Rananggana lah yang terlibat dalam pemberontakan Ra Kuti ini. Ia segera mendekati dua pimpinan pasukan besar lainnya. Pasukan Jalapati di bawah kendali Banyak Sora dengan segera menyatakan kesedian bela negara. Namun Panji Watang justru meyatakan tidak akan terlibat dalam perang yang akan terjadi karena beranggapan ini adalah urusan keluarga. Sikap Panji Watang ini diterjemahkan oleh gajah mada sebagai sikap yang ingin mengail di air keruh.
                 Gajah Mada dengan pasukan khusus pelindung raja Bhyangkara. Pertempuran besar pun tak dapat dihindarkan. Berbagai formasi perang diperagakan di pertempuran itu. adu strategi perang terjadi antar dua pasukan itu. akhirnya pasukan pemberontak dapat dikalahkan. Namun saat pasukan Jalapati kembali, serbuan pasukan Jalayuda menyerbu. Saat itulah mahapatih Arya Tadah turun tangan untuk mendamaikan. Saat perdamaian sedikit lagi terwujud, Ra Kuti yang sadar rencananya akan gagal total membidikan dua anak panahnya pada Mahapatih. Banyak Sora yang sadar bahaya yang mengancam bergerak melindungi. dua anak panah itu luput dari sasaran. Hanya menggores lengan Panji Watang dan menembus lengan Banyak Sora. Perang langsung berkecambuk saat Ra Kuti meneriakan serbuan. Dua pemimpin pasukan itu akhirnya tewas bukan karena pertempuran tapi karena panah yang salah sasaran tadi yang ternyata diolesi racun.
                 Istana berhasil diduduki oleh Ra Kuti. Mahapatih Arya Tadah di jebloskan ke dalam penjara. Namun beruntung sang raja berhasil diselamatkan oleh pasukan Bhayangkara di bawah pimpinan Bekel Gajah Mada. Masa pelarian ini diwarnai oleh trik dari kedua kubu. Kubu Ra Kuti yang ingin mendapatkan Jayanegara serta usaha Gajah Mada untuk menyelamatkan. Peranan telik sandi sangat menentukan setiap langkah yang diambil, selain itu penghianatan yang terjadi menambah warna kisah ini.
                 Ra Kuti pun akhirnya harus menghadapi kembali apa yang telah dia lakukan. Pasukan Bhayangkara menyerbu istana dan di dukung oleh para prajurit yang tidak puas dengan pemerintahan di bawah kendali Ra Kuti. Akhirnya Ra Kuti pun terbunuh. Namun ternyata ini belum berakhir. Sebuah kejutan besar terjadi di akhir cerita. Sengaja aku simpan agar tidak mengurangi keasyikan pembaca yang kebetulan belum membaca cerita ini. Spoilert ceritanya....
                 Sebuah buku yang luar biasa menurut aku pribadi. Sebenarnya agak apriori juga pas beli buku ini. Habis aku terbiasa dengan membaca novel fantasi macam Bartimaeus trilogy, Chronicles of Ancient Darkness, The Lord of The Rings atau Eragon Trilogy. Novel-novel fantasi yang luar biasa menurut aku. Namun ternyata Gajah Mada menyuguhkan sisi lain yang tak kalah mengasyikan. Membuat aku penasaran dengan sejumlah konflik yang terjadi. Menduga-duga siapa si penghianat di tubuh Bhayangkara. Sebuah novel fantasi yang kental dengan muatan sejarah. Atau jangan- jangan ini buku sejarah yang dinovelkan ya? Penuturan ceritanya luar biasa membuat aku melesat ke zaman baheula. Walau kadang aku merasa agak kurang sreg dengan ada beberapa poin yang aku rasa mengalami repetisi. But not a big problem, two thumb for you KLH! Amazing!

Catatan: di awal buku keduanya sebagai kata pengantar KLH menyampaikan permintaan maaf bahwa ada beberapa fakta salah yang terjadi pada buku pertamanya ini. Nice Guy!


Salam,
Raka Putra Pratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar